Rencana Pindah Ibukota Kalsel ke Banjarbaru, Afrizal : Utamakan dulu Komunikasi Dengan Para Tokoh Banua

BalainNews.com, BANJARMASIN – Mengenai pemindahan Ibukota Kalsel dari Banjarmasin ke Banjarbaru ini harus jadi pembahasan serius, bukan semata mata tentang aturan yang dianggap sudah terpenuhi atau tidak, tapi tolong juga perhatikan aspek lain, yang saya pikir juga sangat perlu di kedepankan yaitu Komunikasi, “apakah rencana pemindahan Ibukota kalsel ini sudah dikomunikasikan dengan para tokoh di banua ini, “Kita orang banua ini adalah orang yang beradab, yang menjunjung tinggi adab” jadi ada baiknya secara adab dalam hal perencanaan pemindahan ibukota kalsel ini dikomunikasikan dulu baik baik dengan para tokoh di Kalsel ini.

“Ada tokoh masyarakat, para tokoh pendiri banua, ada para alim ulama, para habaib, para sejarawan, para pemerhati banua, yang menurut saya juga sangat penting dimintai pendapatnya terkait rencana pemindahan Ibukota Kalsel ini,.
kita mintalah pendapat mereka, masukan masukan dari mereka terkait hal ini” jangan nanti terkesan ada orang yg mentang mentang punya jabatan, punya posisi, lalu seolah olah mengesampingkan tradisi kita urang banua yang terbiasa membuka ruang komunikasi dalam mengambil ataupun menentukan suatu keputusan, apalagi keputusan itu sesuatu yang sangat penting seperti pemindahan status Ibukota Kalsel ini.

Yang namanya pemindahan Ibukota itu bukan semata-mata tentang luas wilayah, tapi kita juga harus kedepankan tentang history tentang bagaimana selama 495 tahun Kota Banjarmasin ini menjadi Ibukota Kalsel.
“Siapa sih yang mengusulkan rencana pemindahan ibukota kalsel ini pindah dari banjarmasin ke Banjarbaru, sudah sejauh mana rencana itu dikomunikasikan, baik dengan masing masing Kepala Daerah ataupun dengan para tokoh masyarakat, para alim ulama, pemerhati kebijakan, para sejarawan, anggota DPR RI dan DPD RI, anggota DPRD provinsi dan juga DPRD Kota, sudah dilakukan uji publik belum? karena setahu saya saat sejak jaman Pak Rudy Ariffin menjabat Gubernur saat itu yang akan dipindah ke Banjarbaru itu adalah pusat perkantoran, sementara Ibukota tetap berada di Banjarmasin, selain itu dalam visi misi Gubernur Terpilih H. Sahbirin Noor dan H. Muhidin pun tak terdapat tentang pemindahan ibukota Kalsel ini.

Jadi informasi pemindahan ibukota Kalsel yang saat ini mencuat kan terkesan mendadak dan tidak di komunikasikan, jadi mungkin ini terkesan hanya kemauan sepihak segelintir orang saja “kalaupun harus terjadi pemindahan juga, tentunya perlu persetujuan semua elemen masyarakat, ada masih banyak tahapan yang perlu dibahas, bukan dengan cara seperti ini, seperti tiba tiba dan terkesan mendadak, ada apa ini? Jangan sampai nantinya publik menilai bahwa ada kepentingan terselubung dibalik semua rencana ini.

“Mari hargai para Tokoh Pendiri Banua, buka ruang komunikasi, jangan mentang memtang saat ini memiliki posisi memiliki jabatan, lantas ingin berbuat semaunya sendiri, “Banua ini bukan milik pribadi Boss, apa yg menurut anda baik belum tentu sesuai dengan apa yg diharapkan oleh masyarakat, makanya dari itu perlunya uji publik terhadap rencana ini. Kalo saya ditanya apakah setuju Ibukota Kalsel dirubah dari Banjarmaain ke Banjarbaru, tentu jawaban saya ‘Tidak Setuju’ alasannya Kota banjarmasin sudah 495 tahun menjadi ibukota kalsel, image itu sudah melekat, tentu tidak mudah untuk bisa merubahnya, selain itu penetapan Kota Banjarmasin sebagai Ibukota menurut saya juga sebagai bentuk penghargaan terhadap Kota Banjarmasin yang sudah banyak berkontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap Pembangunan Kalsel tegas Afrizal. (bln/rivani).