Budaya
Spot Pasar Terapung TMII, Bank Kalsel Hadirkan Kearifan Lokal di Jakarta: Wujud Nyata Dukung Budaya dan UMKM Daerah
BalainNews.com, JAKARTA – Bank Kalsel dengan bangga menyerahkan dukungan pembangunan Spot Pasar Terapung di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai bagian dari program
Corporate Social Responsibility (CSR). Inisiatif ini merupakan bentuk nyata komitmen Bank Kalsel dalam mendukung pelestarian budaya nusantara, khususnya budaya pasar terapung yang menjadi
ikon khas Kalimantan Selatan.
Dukungan CSR tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin kepada Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin disaksikan oleh Komisairs Non Independen Bank Kalsel, Hj. Karmila Muhidin; Plt. Direktur Operasional TMII, I Gusti Putu Ngurah Sedana; serta perwakilan dari Badan Penghubung Provinsi Kalimantan Selatan di Anjungan Kalimantan Selatan TMII.
Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas kontribusi ini.
“Kami merasa sangat bersyukur dan bangga dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian dan pengembangan budaya Indonesia melalui program CSR ini. Pembangunan spot pasar terapung ini bukan hanya bentuk dukungan terhadap sektor pariwisata, tetapi juga wujud perhatian kami terhadap pelestarian budaya dan kearifan lokal,” ujarnya.
Pasar terapung adalah pasar tradisional unik di mana aktivitas jual beli dilakukan di atas air menggunakan perahu tradisional yang disebut jukung. Selain menjadi tempat berdagang, pasar terapung mencerminkan nilai-nilai sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Kalimantan Selatan.
Pembangunan fasilitas ini di TMII dipandang sangat strategis, mengingat TMII merupakan etalase budaya Indonesia yang merepresentasikan keberagaman tradisi dari seluruh penjuru nusantara. Kehadiran spot pasar terapung ini diharapkan dapat menambah daya tarik wisata, menjadi media edukatif bagi pengunjung, serta memperluas akses pasar bagi UMKM lokal.
“Kami percaya bahwa kolaborasi antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat sangat penting untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. Dan TMII, sebagai pusat budaya nasional, adalah tempat yang tepat untuk memperkenalkan kekayaan tradisi lokal kepada masyarakat luas dan wisatawan mancanegara,” tambahnya.

Melalui pembangunan spot ini, Bank Kalsel juga menunjukkan dukungan terhadap implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs), antara lain:
• SDG 1: Tanpa Kemiskinan – Memberdayakan pelaku UMKM lokal dengan memperluas akses pasar melalui promosi produk dan budaya khas Kalimantan Selatan.
• SDG 2: Tanpa Kelaparan – Memperkenalkan hasil pertanian, perikanan, dan kuliner tradisional sebagai bagian dari ketahanan pangan lokal yang bernilai budaya.
• SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan – Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan memperkuat eksistensi budaya dan produk lokal di pusat kegiatan nasional seperti TMII.
CSR bagi Bank Kalsel bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi komitmen moral untuk turut serta membangun negeri dan menjaga warisan budaya bangsa.
Bank Kalsel juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak manajemen TMII atas kerja sama yang solid selama proses pembangunan berlangsung.
“Kami berharap fasilitas ini dapat dimanfaatkan dan dirawat bersama-sama, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Semoga kolaborasi baik ini terus berlanjut di masa mendatang,” tutupnya. [adv/riv]
SebarkanBudaya
Indra Maulana, Pemuda Banua yang Satukan Pelestarian Budaya dan Gerakan Ekonomi Lokal
BalainNews.com, HULU SUNGAI SELATAN – Di tengah arus globalisasi yang kian deras, seorang pemuda asal Desa Gambah Dalam, Kecamatan Kandangan, Hulu Sungai Selatan, tampil sebagai sosok inspiratif yang memadukan semangat pelestarian budaya dengan pemberdayaan ekonomi lokal. Ia adalah Indra Maulana, Ketua Laung Kuning Banjar DPC Hulu Sungai Selatan, sekaligus penggerak UMKM Kopi Rempah Ikma yang kini mulai dikenal luas di Kalimantan Selatan.
Siapa Indra Maulana?
Indra adalah pemuda Banua yang memiliki kepedulian tinggi terhadap warisan budaya leluhur. Sejak remaja, ia menekuni Kuntau Banjar, seni bela diri tradisional yang sarat nilai moral dan filosofi kehidupan. Dari pelatihan yang dijalaninya, Indra belajar makna keberanian, hormat, dan tanggung jawab—nilai-nilai yang kemudian ia terapkan dalam perjalanan hidup dan kepemimpinannya.
Apa yang dilakukannya?
Sebagai Ketua Laung Kuning Banjar DPC Hulu Sungai Selatan, Indra berperan aktif menjaga dan menghidupkan kembali tradisi serta adat Banjar. Organisasi yang dipimpinnya menjadi wadah anak muda untuk berkreasi, belajar seni tradisi, dan membangun rasa bangga terhadap identitas Banua. Di bawah arahannya, berbagai kegiatan pelatihan kuntau, diskusi budaya, serta pementasan seni rutin digelar untuk menanamkan semangat pelestarian di kalangan generasi muda.
Di mana dan kapan kiprahnya berkembang?
Gerakan budaya yang digagas Indra tumbuh di Hulu Sungai Selatan, terutama di sekitar Kandangan. Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas Laung Kuning Banjar kian dikenal karena konsistensinya menghadirkan ruang kreatif berbasis nilai-nilai lokal. Kegiatan mereka juga sering berkolaborasi dengan komunitas budaya dan lembaga pendidikan di tingkat kabupaten.
Mengapa ia memilih jalan budaya dan ekonomi sekaligus?
Menurut Indra, pelestarian budaya harus berjalan seiring dengan kemandirian ekonomi. Baginya, budaya tidak hanya dijaga lewat simbol dan upacara, tetapi juga lewat karya nyata yang bisa menopang kehidupan masyarakat. “Budaya Banjar harus hidup di tengah masyarakat, bukan hanya di panggung pertunjukan,” ujarnya.
Bagaimana kontribusinya di bidang ekonomi?
Dari semangat itu, lahirlah UMKM Kopi Rempah Ikma, usaha rintisan Indra yang mengangkat kekayaan alam Kalimantan melalui perpaduan kopi dan rempah khas daerah—seperti jahe, kapulaga, jintan, kayu manis, dan lada hitam. Produk ini bukan hanya menghadirkan cita rasa unik, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi warga sekitar. Ia melibatkan petani lokal dan mengedukasi generasi muda tentang pentingnya inovasi berbasis potensi daerah.
Apa dampaknya bagi masyarakat?
Kiprah Indra Maulana kini menjadi inspirasi bagi banyak pemuda Banua. Melalui Laung Kuning Banjar, ia membangkitkan kebanggaan terhadap budaya sendiri. Melalui Kopi Rempah Ikma, ia menyalakan semangat wirausaha yang berakar pada kearifan lokal. Dua langkah ini menjadi bukti bahwa pelestarian budaya dan kebangkitan ekonomi daerah dapat berjalan seiring, saling menguatkan, dan memberi harapan baru bagi masa depan Kalimantan Selatan. [riv/ltf]
SebarkanBanjarmasin
Rayakan HUT ke-499 Banjarmasin, Bank Kalsel Raih Juara Festival Jukung Hias Kategori Perahu Mesin
BalainNews.com, BANJARMASIN – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalimantan Selatan atau Bank Kalsel menjuarai Festival Jukung Hias kategori perahu mesin pada rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-499 Kota Banjarmasin.
Direktur Bisnis Bank Kalsel Akhmad FauziNoor di Banjarmasin, Jumat, mengatakan Bank Kalsel menampilkan perahu mesin atau kelotok yang dihias dengan ornamen naga berwarna hijau, rumah adat Banjar, serta atraksi kesenian Hadrah Banjar.
Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin menyerahkan tropi dan hadiah kepada Akhmad Fauzi Noor didampingi Kepala Bank Kalsel Cabang Utama Banjarmasin Suriadi.
Fauzi bersyukur Bank Kalsel dapat berkontribusi memeriahkan HUT ke-499 Banjarmasin sekaligus mendukung upaya merawat tradisi dan budaya Banjar.
“Partisipasi dalam Festival Jukung Hias ini juga sebagai bentuk komitmen dalam menjaga dan meningkatkan kemitraan kepada pemegang saham, mengingat Pemkot Banjarmasin merupakan salah satu pemegang saham Bank Kalsel,” ujar Fauzi.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin M Yamin mengapresiasi seluruh peserta festival. Ia menegaskan kegiatan tersebut menjadi sarana memperkuat identitas Banjarmasin sebagai Kota Seribu Sungai.
“Mudahan lewat Festival Jukung Hias ini, budaya dan identitas kota seribu sungai yang disandang Banjarmasin makin kuat,” katanya.
Festival Jukung Hias berlangsung selama dua malam, 23-24 September 2025, di Sungai Martapura kawasan Siring Piere Tandean Banjarmasin.
Sebagai bank milik daerah, Bank Kalsel menyatakan komitmennya untuk terus menjaga serta melestarikan budaya dan tradisi Banjar, termasuk melalui keikutsertaan pada Festival Jukung Hias tersebut. [adv/riv]
SebarkanBanjarmasin
Fadli Zon dan Hasnuryadi Resmi Buka TKTB XXIV 2025: Angkat Kesenian Lokal, Rajut Persatuan Bangsa
BalainNews.com, BANJARMASIN – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon didampingi Wakil Gubernur Kalsel Hasnuryadi Sulaiman membuka
Temu Karya Taman Budaya (TKTB) se-Indonesia ke – XXIV Tahun 2025 di UPTD Taman Budaya Provinsi Kalsel, Kota Banjarmasin, pada Minggu (14/92/2025) malam.
Disambut dengan sejumlah penari khas Banjar, Menbud RI Fadli Zon didampingi Wagub Kalsel Hasnuryadi Sulaiman tiba di lokasi acara. Bunyi seruling dan gendang beriringan saat tamu undangan memasuki kawasan panggung, Grub Kesenian Kintang “Bina Bersama” dari asal Desa Bincau Muara, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar itu tampil semarak.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan RI dan Wagub Kalsel memasuki Gedung Sultan Suriansyah yang terdapat pameran seni rupa. Di sana, mereka berfoto dengan sejumlah pegiat adat Dayak dari Sanggar Meratus Lestari.
Di acara, pertunjukan Parade Pakaian Tradisional tampil memukau dengan anak-anak menari di lapangan. Mereka tergabung dari Sanggar Tari Ayu Putri, kemudian dilanjutkan dengan penampilan Madihin Milenial dan Pesona Budaya Pakaian Nusantara dari berbagai daerah.
Tampak hadir juga Direktur Sejarah dan Permuseuman Kemenbud RI; Staf Khusus Menteri Bidang Protokoler dan Rumah Tangga Kemenbud RI, Rachmanda Primayudha; Ketua Forum TKTB Se-Indonesia, Ary Heriyanto; Wakil Walikota Banjarmasin, Hj. Ananda; Kepala UPTD Taman Budaya Kalsel, Suharyanti dan sebagainya.
”Kami ucapkan selamat datang seluruh peserta UPTD Taman Budaya se-Indonesia. Saya dengar yang hadir sebanyak 20 provinsi, ini sebuah bukti nyata bahwa seni-budaya mampu merajut persaudaraan yang kuat,” sampai Wakil Gubernur Kalsel, H. Hasnuryadi Sulaiman di atas podium.
Di Indonesia, Hasnuryadi melihat beragam seni-budaya tumbuh di masyarakat daerah yang memiliki kearifan lokal dan ekspresi seni, serta warisan budaya leluhur. Namun, menurutnya semua itu melebur dan menyatu dalam nilai Bhineka Tunggal Ika.
Wagub Hasnuryadi menyebut kekayaan budaya ini tidak sekadar tampilan semata, tetapi sebagaimana wujud nilai persaudaraan antar suku, ras dan agama. Baginya, seniman maupun budayawan terus menjadi garda terdepan sebagai tonggak penting dalam kehidupan bermasyarakat.
”Dengan tema yaitu suluh budaya gerbang Nusantara, yang membingkai Temu Karya Taman Budaya ini agar memperkuat silahturahmi dengan pemerintah. Untuk memajukan kebudayaan agar terus berkembang ke depannya,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa kebudayaan di negeri ini sangatlah penting, karena sejumlah seniman berkarya untuk memajukan nilai-nilai luhur di daerah.
”Para seniman dan budayawan, serta tokoh-tokoh masyarakat maupun tokoh adat yang hadir dalam kegiatan Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia ke-24. Dengan tajuk yang sangat penting yaitu Suluh Budaya Gerbang Nusantara,” ungkap Menbud RI, Fadli Zon di atas panggung.
Menbud RI, Fadli Zon menyampaikan bahwa atas Kementrian Kebudayaan RI mengucapkan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh penyelenggaraan dan panitia yang menjaga komitmen terus merawat serta menghidupkan kebudayaan Nasional.
Melalu forum ini, Menbud RI Fadli Zon mengaku salut dengan penyelenggaraan yang konsisten tiap tahun telah digelar selama 2 dekade di berbagai daerah. Dia menilai kegiatan TKTB ini sangat penting, karena upaya kemajuan kebudayaan daerah.
Menbud RI, Fadli Zon mengaku dirinya pertama kali hadir di Temu Karya Taman Budaya ini sehingga merasa takjub dengan pagelaran seni-budaya yang dihadirkan. Dalam kesempatan itu, dia mengutip Pasal 32 ayat (1) UUD Tahun 1945 mengamanatkan bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
”Jadi ada perintah konstitusi bahwa negara memajukan kebudayaan nasional di Indonesia ditengah peradaban dunia. Tentu, Taman Budaya sebagai pusat kegiatan para seniman yang berkarya, sehingga kita dapat berkontribusi dalam peradaban dunia,” pungkasnya.
Adapun rangkaian kegiatan TKTB ke-24 ini pada hari kedua yaitu Rakor seluruh kepada TB se-Indonesia, dialog seni rupa, pergelaran seni dari Taman Budaya Sriwijaya Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Kalbar, Kaltim, Banten, Maluku dan NTB.
Di hari ketiga yaitu pagelaran seni dari UPTD Taman Budaya Daerah Kaltara, Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, Kalteng, Kalsel, Jogjakarta. Kemudian, penyerahan Bendera Pataka tuan rumah dari Taman Budaya Kalsel ke tuan rumah selanjutnya yaitu Taman Budaya Jogjakarta. Terakhir, Pengumuman Awarding Pawai Budaya Nusantara. [riv/mr/Adpim]
Banjarmasin
Kunjungi Taman Budaya Kalsel, Wamen Kebudayaan RI Dorong Pelestarian Seni Daerah
BalainNews.com. BANJARMASIN – Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Giring Ganesha, melakukan kunjungan kerja ke UPTD Taman Budaya Kalimantan Selatan, Banjarmasin, Rabu (9/7/2025).
Kunjungan ini bertujuan untuk menyampaikan dukungan penuh dari pemerintah pusat terhadap pelaksanaan Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia, yang dijadwalkan berlangsung di Kalimantan Selatan pada September 2025.
Giring meminta kepada semua pihak baik itu Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/kota, dan swasta untuk memberikan dukungannya pada event berskala nasional tersebut.
“Kita harus saling dukung baik di tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota dan swasta untuk mensukseskan gelaran Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia ke-24 yang digelar di Kalsel nanti,” tegasnya.


Dia juga meminta kepada UPTD Taman Budaya Kalsel untuk merangkul semua komunitas budaya dan pastikan agar acarnya bersifat inklusif.
“Kalau bisa nanti rangkul semua komunitas ekspresi budaya seperti seni tari, seni lukis, pematung, seni ilustrasi, film pendek, musik dan lainnya. Terus koordinasi dengan pusat apa yang bisa kita bantu, akan kita bantu. Saya sudah tidak sabar untuk hadir di Bulan September nanti,” tutur Giring.
Sementara itu, Kepala UPTD Taman Budaya Kalsel, Suharyanti menjelaskan, pada gelaran Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia ke-24 nanti pihaknya sudah menyiapkan sejumlah event seperti pameran seni rupa, pameran alat musik tradisi Kalsel, dan lainnya.
“Kebetulan kita akan mengangkat kembali semua kesenian alat musik tradisi yang tidak sempat terangkat, dan akan kita hadirkan lagi di Temu Karya Taman Budaya se-Indonesia ke-24 nanti,” tukasnya. [adv/riv/MC Kalsel
SebarkanBanjarbaru
Penampilan 1.000 Sinoman Hadrah Tandai Pembukaan Kreativesia Nasional 2024 di Halaman Kantor Gubernur Kalsel
BalainNews.com, BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Staf Ahli Bidang Pemerintah, Hukum dan Politik, Adi Santoso membuka acara Pagelaran 1.000 Sinoman Hadrah dalam rangka Event Kreativesia Nasional Tahun 2024 di halaman Kantor Gubernur Kalsel, Kota Banjarbaru pada Kamis (29/8) pagi.
Sederet pegiat Sinoman hadrah berjejer dengan mengenakan berbagai pakaian Sasirangan khas Banjar, Gubernur H. Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Staf Ahli Adi Santoso itu tampak melakukan penabuh gendang sebagaimana tanda Opening Ceremony Event Kreativesia Nasional 2024.
“Kalimantan Selatan dikenal sebagai daerah yang kaya akan budaya dan tradisinya. Kekayaan budaya ini tercermin dari berbagai seni dan adat istiadat yang terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat kita hingga sekarang,” sampai Gubernur Paman Birin sebagaimana sambutan tertulis yang disampaikan oleh Staf Ahli, Adi Santoso.
Dalam kesempatan itu, Paman Birin menjelaskan bahwa sinoman hadrah dengan irama yang khas dan syair-syair pujian kepada Allah Swt, bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga sarana dakwah yang efektif dalam menyebarkan ajaran agama islam dengan cara yang santun dan menyejukkan.
Menurut Paman Birin, sinoman hadrah telah menjadi bagian penting dari berbagai acara keagamaan dan sosial di Kalimantan Selatan, mulai dari perayaan maulid nabi, peringatan hari besar islam, hingga acara pernikahan dan syukuran.
“Dalam setiap penampilannya, Sinoman Hadrah tidak hanya menghadirkan keindahan dalam irama dan gerak, tetapi juga mengandung pesan-pesan moral dan spiritual yang mendalam,” sampainya.
Dalam konteks ini, bagi Paman Birin bahwa pagelaran 1.000 Sinoman Hadrah yang kita laksanakan hari ini memiliki makna yang sangat istimewa. Tidak hanya karena jumlah pesertanya yang begitu banyak, menurutnya karena acara ini menjadi bagian dari Event Nasional Kreativesia 2024.
Menurut Paman Birin, ini adalah kesempatan emas bagi kita semua untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa Kalimantan Selatan memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dan layak untuk dikenal lebih luas lagi. Apalagi seiring dengan perkembangan zaman.
“Kita sering kali dihadapkan pada tantangan dalam melestarikan dan mengembangkan budaya lokal. Globalisasi dan modernisasi membawa dampak yang tidak bisa kita abaikan, termasuk dalam bidang seni dan budaya,” tuturnya.
Pada kesempatan itu pula Paman Birin mengajak kita agar harus terbuka terhadap perubahan dan kemajuan, tetapi di sisi lain juga kita harus mampu menjaga dan mempertahankan warisan leluhur kita.
Dengan adanya pagelaran 1.000 sinoman hadrah ini, Paman Birin berharap dapat menjadi momentum untuk memperkuat semangat kebersamaan dan gotong royong di antara kita semua.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kalsel Hermansyah melalui Kabid Pemberdayaan Pemuda Rokhyatin Effendi mengatakan bahwa pagelaran 1.000 Sinoman Hadrah ini merupakan salah satu rangkaian dalam rangka memeriahkan Harjad Provinsi Kalimantan Selatan ke-74.
“Kita hadirkan 1.000 seniman dari pegiat Sinoman Hadrah, terdiri 28 kelompok. Pemprov Kalsel terus mendorong demi melestarikan seni dan budaya di Banua,” beber dia.
Rokhyatin meyakini, pagelaran Sinoman Hadrah akan terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya, bahkan tidak hilang ditelan zaman. Ia berharap, pelaku seninya terus tumbuh dan berkembang, serta keseniannya tetap lestari sepanjang masa.
Adapun salah satu siswa SMKN 1 Kertak Hanyar, Nor Lisa Herawati mengaku bersama kelompoknya sebagai tim hore dalam memeriahkan Pagelaran 1.000 Sinoman Hadrah. Perempuan berhijab putih ini merasa bangga dapat terlibat, walau sebelumnya agak malu tampil di antara ribuan seniman.
“Kita berharap dapat menjadi bagian juga nantinya di kesenian Sinoman Hadrah itu,” ungkap siswi kelas 11 SMKN 1 Kertak Hanyar.
Lisa mengenal kesenian Sinoman Hadrah selama ini muncul di tengah rangkaian acara masyarakat seperti hajatan pernikahan dan acara pemerintahan.
Tentu Lisa merasa kegiatan ini sangat menggugah pikiran mereka terhadap dunia seni, terkhusus Sinoman Hadrah yang selama ini cukup asing bagi mereka.
“Kesenian Sinoman Hadrah ini cukup populer di masyarakat Banjar, namun bagi kami sangat malu melakukannya. Tapi saya tertarik dalam kesenian ini,” pungkasnya. [riv/adpim]
Sebarkan-
Nasional2 tahun agoMajelis Ulama Indonesia Dan Masyarakat Spiritual Indonesia
-
Internasional2 tahun agoKTT Perdamaian Dunia HWPL Di Korea Selatan Turut Di Hadiri Ketua SMSI Kalsel
-
Lifestyle2 tahun agoGeliat Kehidupan Malam Jakarta
-
Banjarmasin2 tahun agoLantik PDK Kerukunan Bubuhan Banjar Sa’Dunia, Paman Birin : Terus Eratkan Kebersamaan Warga Banjar Di Seluruh Tanah Air
-
Nasional1 tahun agoMengharumkan Banua, Karateka Muhammad Afif Lubis Bawa Pulang Medali
-
Banjarmasin2 tahun agoLulus Akmil 2023, Sejak Kecil Hikmal Aris Farendy Sudah Ingin jadi Jenderal
-
Banjarmasin2 tahun agoGelar Jumat Curhat, Kapolresta Sampaikan Persiapan Pengamanan Pemilu 2024 Kepada Warga Banjarmasin Selatan
-
Daerah2 tahun agoPolres Batola Berhasil Ungkap Kasus Tindak Pidana Penjualan Obat Bebas Terbatas
-
Banjarmasin2 tahun agoLomba Nyanyi antar Wartawan Bersama SMSI Kalsel
-
Banjarmasin1 tahun agoTidak Ada Yang Lebih Penting Daripada Air, Qum Water Solusi Kesehatan Masa Kini

